Pekanbaru [Siarlingkungan] - Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah terlaksana disejumlah negara, Indonesia sedang dihadapkan dengan dua kekuatan baru di dunia yaitu Negara Tiongkok dan India.
MEA merupakan pasar tunggal dan produksi, serta kawasan ekonomi bersaing, dan perkembangan ekonomi merata kemudian integrasi ekonomi global. Menghadapi MEA bukanlah ancaman, melainkan peluang yang sesungguhnya menjadi keuntungan jika kompetensi terus ditingkatkan, ungkap Ekonom Dr Irvandi Gustari, Selasa (1/3/16)
Saat ini Tunas Indonesia Raya (TIdaR) mengadakan seminar yang bertema "Kesiapan Provinsi Riau dalam Menghadapi MEA 2016 di sebuah hotel di Pekanbaru dengan menghadirkan salah satu pemateri diacara Seminar tersebut yaitu Dr Irvandi Gustari dan dua pembicara lainnya yakni Hans Hasibuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riau dan juga Ketua KNPI Riau, Ari Nugroho.
Kegiatan ini sebelumnya dibuka oleh Kepala Kesbangpol Riau Ardi Basuki yang mewakili Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, dengan dihadiri oleh ratusan peserta yang kebanyakan dari kalangan mahasiswa Universitas Lancang Kuning dan sejumlah perwakilan dari lembaga swadaya masyarakat se-Riau.
MEA menurut Irvandi sebenarnya ada karena kebutuhan, bukan karena kesepakatan atau adanya agenda tertentu dan juga tekanan dari negara-negara yang memiliki kepentingan besar dengan Indoensia, namun pasar yang paling besar di ASEAN adalah Indonesia.
Oleh karena itu, masyarakat harus memandang MEA sebagai peluang dan dengan kesiapan yang matang. "Peluang sebagai pasar yang justru akan meningkatkan gairah ekonomi," katanya.
Dalam menghadapi MEA, menurut dia yang paling diperlukan adalah meningkatkan kompetensi yaitu kemampuan, pengetahuan dan sikap. Namun bukan berarti orang Indonesia kalah dengan kompetensi masyarakat negara lainnya di ASEAN.
_____
Penulis : T32/K012
Editor : Kelvin
MEA merupakan pasar tunggal dan produksi, serta kawasan ekonomi bersaing, dan perkembangan ekonomi merata kemudian integrasi ekonomi global. Menghadapi MEA bukanlah ancaman, melainkan peluang yang sesungguhnya menjadi keuntungan jika kompetensi terus ditingkatkan, ungkap Ekonom Dr Irvandi Gustari, Selasa (1/3/16)
Saat ini Tunas Indonesia Raya (TIdaR) mengadakan seminar yang bertema "Kesiapan Provinsi Riau dalam Menghadapi MEA 2016 di sebuah hotel di Pekanbaru dengan menghadirkan salah satu pemateri diacara Seminar tersebut yaitu Dr Irvandi Gustari dan dua pembicara lainnya yakni Hans Hasibuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riau dan juga Ketua KNPI Riau, Ari Nugroho.
Kegiatan ini sebelumnya dibuka oleh Kepala Kesbangpol Riau Ardi Basuki yang mewakili Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, dengan dihadiri oleh ratusan peserta yang kebanyakan dari kalangan mahasiswa Universitas Lancang Kuning dan sejumlah perwakilan dari lembaga swadaya masyarakat se-Riau.
MEA menurut Irvandi sebenarnya ada karena kebutuhan, bukan karena kesepakatan atau adanya agenda tertentu dan juga tekanan dari negara-negara yang memiliki kepentingan besar dengan Indoensia, namun pasar yang paling besar di ASEAN adalah Indonesia.
Oleh karena itu, masyarakat harus memandang MEA sebagai peluang dan dengan kesiapan yang matang. "Peluang sebagai pasar yang justru akan meningkatkan gairah ekonomi," katanya.
Dalam menghadapi MEA, menurut dia yang paling diperlukan adalah meningkatkan kompetensi yaitu kemampuan, pengetahuan dan sikap. Namun bukan berarti orang Indonesia kalah dengan kompetensi masyarakat negara lainnya di ASEAN.
_____
Penulis : T32/K012
Editor : Kelvin

0 komentar to "MEA Harus Dipandang Sebagai Peluang"