Siarlingkungan.com // Blangpidie, Aceh - Diduga dalam keadaan mabuk, seorang oknum polisi yang bertugas di Pos Polisi (Pospol) Subsektor Setia, Polres Aceh Barat Daya (Abdya), Brigadir HP (31) melakukan pemukulan terhadap Ad (22), penduduk Desa Rambong, Kecamatan Setia, kabupaten setempat, Selasa (16/2/16) sekitar pukul 23.00 WIB.
Berdasarkan informasi yang diperoleh wartawan, Rabu (17/2), kejadian bermula saat oknum polisi berpangkat tersebut tiba di Pospol Setia di Desa Lhang, Kecamatan Setia, dengan mengendarai sepeda motor dari arah Blangpidie.
Ketika sedang memarkirkan motornya, tiba-tiba oknum polisi tersebut mendatangi tiga pemuda yang sedang berada di bengkel sepeda motor yang berada di depan kantor Pospol setempat. Tiba-tiba, HP langsung mengeluarkan kata-kata kotor dan makian hingga berujung pemukulan terhadap salah satu pemuda yang sedang berada di bengkel tersebut.
Tak tahan melihat temannya dipukul, dua pemuda lainnya langsung melerai oknum polisi itu. Namun, HP tidak peduli, hingga akhirnya salah seorang personel TNI yang saat itu sedang piket di Posramil Setia mengamankan pelaku dan membawanya ke Pospol yang bersebelahan dengan Posramil setempat.
Kapolres Abdya AKBP Hairajadi SH melalui Kasat Reskrim AKP Misyanto didampingi KBO Reskrim Ipda Sunardi, membenarkan adanya pemukulan yang dilakukan Brigadir HP.
“Diduga pelaku dalam keadaan mabuk sehingga tanpa sadar langsung memukuli warga. Tak hanya itu, orang yang melerai juga ikut dipukul,” terangnya.
Warga yang tidak tahan melihat kejadian itu langsung berdatangan ke Pospol setempat. Karena panik, akhirnya HP langsung menghubungi Polres Abdya bahwa seolah-olah Pospol sudah diserang warga. “Setiba kami di sana, ternyata warga tidak menyerang Pospol. Warga hanya mendatangi untuk memastikan kenapa pemuda tersebut dipukul,” kata Ipda Sunardi mengulang kembali peristiwa yang mengecewakan tersebut.
Kemudian Sat Reskrim Polres Abdya langsung memborgol pelaku dan mengamankannya ke Mapolres Abdya untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
“Saat ini pelaku sudah kita serahkan ke Propam Polres untuk diperiksa secara internal. Sejauh ini kami belum menerima laporan resmi dari warga yang menjadi korban, tapi pelaku masih kita amankan sampai ada petunjuk selanjutnya,” paparnya.
_____
Penulis : Analisa/ags
Editor : Rizal
Berdasarkan informasi yang diperoleh wartawan, Rabu (17/2), kejadian bermula saat oknum polisi berpangkat tersebut tiba di Pospol Setia di Desa Lhang, Kecamatan Setia, dengan mengendarai sepeda motor dari arah Blangpidie.
Ketika sedang memarkirkan motornya, tiba-tiba oknum polisi tersebut mendatangi tiga pemuda yang sedang berada di bengkel sepeda motor yang berada di depan kantor Pospol setempat. Tiba-tiba, HP langsung mengeluarkan kata-kata kotor dan makian hingga berujung pemukulan terhadap salah satu pemuda yang sedang berada di bengkel tersebut.
Tak tahan melihat temannya dipukul, dua pemuda lainnya langsung melerai oknum polisi itu. Namun, HP tidak peduli, hingga akhirnya salah seorang personel TNI yang saat itu sedang piket di Posramil Setia mengamankan pelaku dan membawanya ke Pospol yang bersebelahan dengan Posramil setempat.
Kapolres Abdya AKBP Hairajadi SH melalui Kasat Reskrim AKP Misyanto didampingi KBO Reskrim Ipda Sunardi, membenarkan adanya pemukulan yang dilakukan Brigadir HP.
“Diduga pelaku dalam keadaan mabuk sehingga tanpa sadar langsung memukuli warga. Tak hanya itu, orang yang melerai juga ikut dipukul,” terangnya.
Warga yang tidak tahan melihat kejadian itu langsung berdatangan ke Pospol setempat. Karena panik, akhirnya HP langsung menghubungi Polres Abdya bahwa seolah-olah Pospol sudah diserang warga. “Setiba kami di sana, ternyata warga tidak menyerang Pospol. Warga hanya mendatangi untuk memastikan kenapa pemuda tersebut dipukul,” kata Ipda Sunardi mengulang kembali peristiwa yang mengecewakan tersebut.
Kemudian Sat Reskrim Polres Abdya langsung memborgol pelaku dan mengamankannya ke Mapolres Abdya untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
“Saat ini pelaku sudah kita serahkan ke Propam Polres untuk diperiksa secara internal. Sejauh ini kami belum menerima laporan resmi dari warga yang menjadi korban, tapi pelaku masih kita amankan sampai ada petunjuk selanjutnya,” paparnya.
_____
Penulis : Analisa/ags
Editor : Rizal
Siarlingkungan.com // Perdagangan, Sumut - Satuan Reskrim Polsek Perdagangan meringkus tersangka pengedar uang palsu, ES (30) penduduk Nagori (desa) Wonorejo Kecamatan Pematang Bandar Simalungun dari rumahnya, Selasa (16/2/16) pukul 23.55 wib.
Kapolsek Perdagangan, AKP Asmara didampingi Kanit Reskrim Iptu SM Hutagaol kepada Analisa, Rabu (17/2/16) menjelaskan, penangkapan tersangka berawal dari pengaduan Yusuf Darmono (26) penduduk Nagori (desa) Kandangan Kecamatan Pematang Bandar di Mapolsek setempat pada Selasa (16/2/16).
Saat itu, korban sebagai ketua panitia kejuaraan Motorcross yang diadakan di Pematang Bandar, Minggu (14/2/16) lalu bersama anggota sedang menghitung uang hasil dari penjualan tiket masuk dan uang parkir sepeda motor untuk dibagi kepada seluruh anggota.
Namun, saat menghitung uang itu tersangka yang juga sebagai anggota panitia menukar uang hasil penjualan tiket dan uang dari parkir sepeda motor sebesar Rp 10 juta dengan uang palsu pecahan Rp 50.000 yang sudah disiapkan tersangka di dalam tas.
Selanjutnya Yusuf Darmono yang tidak curiga membagikan uang hasil kejuaraan motorcross itu kepada seluruh anggota panitia.Tapi salah seorang dari anggota panitia saat membelanjakan uang dari hasil kejuaraan motorcros itu ke SPBU terdekat, ternyata diketahui uang itu palsu.
Mengetahui uang dari hasil kejuaraan motorcros itu palsu, Yusuf Darmono menghubungi anggota panitia lainnya dan mengumpulkan kembali uang hasil pembagian dari kejuaraan motorcros sebanyak 92 lembar uang pecahan Rp 50.000 yang sebelumnya ditukar tersangka dan melaporkan ke Polsek Perdagangan.
Menindaklanjuti laporan itu petugas meringkus tersangka dari rumahnya dan kepada petugas tersangka mengaku uang dari hasil kejuaraan motorcros yang ditukarnya itu adalah uang palsu yang sudah disiapkannya.
Uang palsu pecahan Rp 50.000 sebesar Rp 10 juta itu dibeli tersangka dari Depok dengan harga Rp 4 juta dan kita masih melakukan pengembangan dengan menyita uang palsu dari korban sebanyak 92 lembar pecahan Rp 50.000,jelas Asmara.
_____
Penulis : Analisa/ks
Editor : Eni
Kapolsek Perdagangan, AKP Asmara didampingi Kanit Reskrim Iptu SM Hutagaol kepada Analisa, Rabu (17/2/16) menjelaskan, penangkapan tersangka berawal dari pengaduan Yusuf Darmono (26) penduduk Nagori (desa) Kandangan Kecamatan Pematang Bandar di Mapolsek setempat pada Selasa (16/2/16).
Saat itu, korban sebagai ketua panitia kejuaraan Motorcross yang diadakan di Pematang Bandar, Minggu (14/2/16) lalu bersama anggota sedang menghitung uang hasil dari penjualan tiket masuk dan uang parkir sepeda motor untuk dibagi kepada seluruh anggota.
Namun, saat menghitung uang itu tersangka yang juga sebagai anggota panitia menukar uang hasil penjualan tiket dan uang dari parkir sepeda motor sebesar Rp 10 juta dengan uang palsu pecahan Rp 50.000 yang sudah disiapkan tersangka di dalam tas.
Selanjutnya Yusuf Darmono yang tidak curiga membagikan uang hasil kejuaraan motorcross itu kepada seluruh anggota panitia.Tapi salah seorang dari anggota panitia saat membelanjakan uang dari hasil kejuaraan motorcros itu ke SPBU terdekat, ternyata diketahui uang itu palsu.
Mengetahui uang dari hasil kejuaraan motorcros itu palsu, Yusuf Darmono menghubungi anggota panitia lainnya dan mengumpulkan kembali uang hasil pembagian dari kejuaraan motorcros sebanyak 92 lembar uang pecahan Rp 50.000 yang sebelumnya ditukar tersangka dan melaporkan ke Polsek Perdagangan.
Menindaklanjuti laporan itu petugas meringkus tersangka dari rumahnya dan kepada petugas tersangka mengaku uang dari hasil kejuaraan motorcros yang ditukarnya itu adalah uang palsu yang sudah disiapkannya.
Uang palsu pecahan Rp 50.000 sebesar Rp 10 juta itu dibeli tersangka dari Depok dengan harga Rp 4 juta dan kita masih melakukan pengembangan dengan menyita uang palsu dari korban sebanyak 92 lembar pecahan Rp 50.000,jelas Asmara.
_____
Penulis : Analisa/ks
Editor : Eni
Siarlingkungan - Serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) melawan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah memakan korban sipil. Sedikitnya 15 warga sipil, termasuk di antaranya 3 anak-anak tewas akibat serangan koalisi AS.
Disampaikan organisasi pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, seperti dilansir AFP, Kamis (18/2/2016), bahwa serangan udara koalisi AS mengenai empat desa di Provinsi Hasakeh yang dikuasai ISIS pada Kamis (18/2/16). Jumlah korban tewas diperkirakan masih akan bertambah.
Disebutkan Observatory, sebanyak 9 anggota ISIS juga tewas dalam serangan udara di empat desa tersebut.
Observatory menyebut korban sipil juga berjatuhan akibat serangan udara koalisi pimpinan AS pada Rabu (17/2/16) waktu setempat. Sedikitnya 8 warga sipil termasuk seorang wanita tewas akibat serangan udara di desa yang dikuasai ISIS di Suriah.
Serangan udara lainnya di wilayah berbeda di Provinsi Hasakeh, menurut Observatory, menewaskan 26 anggota ISIS pada hari yang sama.
Sedangkan pada Selasa (16/2/16), sedikitnya 15 warga sipil lainnya tewas akibat serangan udara koalisi AS di kota Al-Shadadi. Dengan demikian, jumlah total korban sipil yang tewas akibat serangan udara koalisi AS di Provinsi Hasakeh mencapai 38 orang sejak Selasa (16/2/16).
Koalisi pimpin AS dilaporkan terus meningkatkan serangan di wilayah Hasakeh, semenjak aliansi Pasukan Demokratis Suriah yang dipimpin Kurdi meluncurkan operasi melawan ISIS di wilayah tersebut. Pasukan aliansi itu berhasil mengalahkan ISIS di beberapa bagian wilayah Hasakeh sebelumnya.
Mereka didukung oleh koalisi AS yang memulai operasi udaranya melawan ISIS di Suriah pada September 2014. Namun selama ini, koalisi AS tergolong jarang mengakui jatuhnya korban sipil dalam serangan udaranya.
Pada Januari lalu, koalisi AS mengakui jatuhnya tiga korban tewas dalam serangan udara di dekat Raqqa, tahun 2015 lalu. Tapi saat itu koalisi AS hanya menyebut 'kemungkinan' jatuh korban sipil akibat serangan udaranya, tanpa memberikan pernyataan yang lebih tegas.
_____
Editor : Kelvin
Sumber : detikcom
Disampaikan organisasi pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, seperti dilansir AFP, Kamis (18/2/2016), bahwa serangan udara koalisi AS mengenai empat desa di Provinsi Hasakeh yang dikuasai ISIS pada Kamis (18/2/16). Jumlah korban tewas diperkirakan masih akan bertambah.
Disebutkan Observatory, sebanyak 9 anggota ISIS juga tewas dalam serangan udara di empat desa tersebut.
Observatory menyebut korban sipil juga berjatuhan akibat serangan udara koalisi pimpinan AS pada Rabu (17/2/16) waktu setempat. Sedikitnya 8 warga sipil termasuk seorang wanita tewas akibat serangan udara di desa yang dikuasai ISIS di Suriah.
Serangan udara lainnya di wilayah berbeda di Provinsi Hasakeh, menurut Observatory, menewaskan 26 anggota ISIS pada hari yang sama.
Sedangkan pada Selasa (16/2/16), sedikitnya 15 warga sipil lainnya tewas akibat serangan udara koalisi AS di kota Al-Shadadi. Dengan demikian, jumlah total korban sipil yang tewas akibat serangan udara koalisi AS di Provinsi Hasakeh mencapai 38 orang sejak Selasa (16/2/16).
Koalisi pimpin AS dilaporkan terus meningkatkan serangan di wilayah Hasakeh, semenjak aliansi Pasukan Demokratis Suriah yang dipimpin Kurdi meluncurkan operasi melawan ISIS di wilayah tersebut. Pasukan aliansi itu berhasil mengalahkan ISIS di beberapa bagian wilayah Hasakeh sebelumnya.
Mereka didukung oleh koalisi AS yang memulai operasi udaranya melawan ISIS di Suriah pada September 2014. Namun selama ini, koalisi AS tergolong jarang mengakui jatuhnya korban sipil dalam serangan udaranya.
Pada Januari lalu, koalisi AS mengakui jatuhnya tiga korban tewas dalam serangan udara di dekat Raqqa, tahun 2015 lalu. Tapi saat itu koalisi AS hanya menyebut 'kemungkinan' jatuh korban sipil akibat serangan udaranya, tanpa memberikan pernyataan yang lebih tegas.
_____
Editor : Kelvin
Sumber : detikcom