Cerita Misteri Gunung Kelud banyak disertai dengan legenda yang masih menjadi kepercayaan sebagian dari masyarakat setempat. Gunung Kelud tertelak diantara Kabupaten Blitar dan Kediri, Gunung Kelud merupakan salah satu tujuan wisata Jatim yang cukup terkenal. Dibalik ketinggian gunung ini yang mencapai 1.731 meter diatas permukaan laut, tersimpan banyak misteri yang perlu diketahui oleh kita bersama.
Berdasarkan legenda masyarakat setempat, Gunung Kelud terbentuk akibat pengkhianatan seorang putri bernama Dewi Kilisuci terhadap cinta dua raja yang bersaing untuk memperistrinya yaitu Lembu Suro dan Mahesa Suro. Dewi Suci adalah anak dari Jenggolo Manik. Dengan kecantikannya maka tidak heran ada dua orang raja yang bersaing memperebutkannya, hanya saja yang melamar bukanlah manusia normal, karena yang satu manusia berkepala lembu yaitu Lembu Suro dan satunya lagi manusia berkepala Kerbau yaitu Mahesa Suro.
Dewi Kilisuci yang enggan menerima lamaran mereka akhirnya membuat sayembara sulit, yaitu membuat dua buah sumur diatas puncak Gunung Kelud dimana sumur yang satu harus berbau wangi sementara sumur yang lain harus berbau amis dan sayembara ini harus direalisasikan hanya dalam satu malam saja.
Dengan kesaktian Raja Lembu Suro dan Mahesa Suro, sayembara tersebut disanggupi dan setelah bekerja semalaman maka keduanya berhasil menang dalam sayembara. Kemenangan dua orang raja tersebut tidak disukai oleh Dewi Kilisuci, hingga akhirnya Dewi Kilisuci satu syarat lagi yaitu dua orang raja tersebut harus membuktikan bahwa kedua sumur tersebut memang benar berbau wangi dan amis dengan mereka berdua harus masuk ke dalam sumur yang telah mereka buat.
Dengan adanya syarat tambahan, dua orang raja tersebut setuju dan mereka berdua masuk ke dalam sumur yang sangat dalam. Begitu mereka sudah sampai di dalam sumur maka Dewi Kilisuci memerintahkan pasukan Jenggala untuk segera menimbun keduanya dengan bebatuan yang mengakibatkan kematian Raja Lembu Suro dan Mahesa Suro. Namun, sebelum Raja Lembu Suro mati dia bersumpah disertai kutukan : “Baiklah besok orang-orang Kediri akan dapat balasan yang setimpal dari saya. Kediri akan menjadi sungai, Tulungagung akan menjadi danau, dan Blitar akan menjadi daratan. Berdasarkan legendar Lembu Suro maka masyarakat di lereng Gunung Kelud secara rutin pada tanggal 23 bulan Surau mengadakan tolak bala sumpah tersebut berupa Larung Sesaji.
Jalan Misteri
Di jalan misteri ini, benda yang berpotensi bergerak terutama benda bundar, bisa bergerak sendiri tanpa perlu digerakkan. Misalnya jika kendaraan mobil atau motor Anda dimatikan mesinnya dan posisi gigi netral akan berjalan sendiri meskipun jalan terlihat menanjak secara kasat mata. Banyak pendapat terkait Jalan Misteri di Gunung Kelud ini. Ada yang berpendapat Jalan Misteri mirip dengan Jabal Magnet di Arab, ada pula yang berpendapat fenomena ini karena ulah jin, ada pula yang berpendapat bahwa ada ilusi mata yaitu jalan yang secara kasat mata menanjak padahal sebenarnya jalan menurun.
Legenda Penunggu Buaya Putih di Kawah Gunung Kelud
Nama Gunung Kelud berasal dari kata “Jarwodhosok” yaitu dari kata “ke” (kebak) dan “lud” (ludira) yang artinya bila mura bisa merenggut banyak korban tidak berdosa. Menurut cerita penduduk setempat, kawah di Gunung Kelud ditungguin oleh sepasang buaya putih yang konon katanya merupakan jelmaan dari bidadari.
Berdasarkan legenda Gunung Kelud, dahulu pernah ada dua bidadari yang sedang mandi di telaga. Karena tidak bisa menjaga diri, akhirnya kedua bidadari ini melakukan perbuatan lesbian. Perbuatan kedua bidadari ini pada akhirnya diketahui oleh dewa, karena kesal maka dewa mengutuk seraya berkata “perbuatan kalian seperti buaya saja.” Tidak lama setelah ucapan dewa maka wujud kedua bidadari berubah menjadi dua ekor buaya putih yang kelak menjadi penunggu danau di Gunung Kelud.
Demikian cerita misteri Gunung Kelud yang banyak dibumbui oleh legenda mitos melalui kisah Dewi Kilisuci dan dua orang bidadari.
Berdasarkan legenda masyarakat setempat, Gunung Kelud terbentuk akibat pengkhianatan seorang putri bernama Dewi Kilisuci terhadap cinta dua raja yang bersaing untuk memperistrinya yaitu Lembu Suro dan Mahesa Suro. Dewi Suci adalah anak dari Jenggolo Manik. Dengan kecantikannya maka tidak heran ada dua orang raja yang bersaing memperebutkannya, hanya saja yang melamar bukanlah manusia normal, karena yang satu manusia berkepala lembu yaitu Lembu Suro dan satunya lagi manusia berkepala Kerbau yaitu Mahesa Suro.
Dewi Kilisuci yang enggan menerima lamaran mereka akhirnya membuat sayembara sulit, yaitu membuat dua buah sumur diatas puncak Gunung Kelud dimana sumur yang satu harus berbau wangi sementara sumur yang lain harus berbau amis dan sayembara ini harus direalisasikan hanya dalam satu malam saja.
Dengan kesaktian Raja Lembu Suro dan Mahesa Suro, sayembara tersebut disanggupi dan setelah bekerja semalaman maka keduanya berhasil menang dalam sayembara. Kemenangan dua orang raja tersebut tidak disukai oleh Dewi Kilisuci, hingga akhirnya Dewi Kilisuci satu syarat lagi yaitu dua orang raja tersebut harus membuktikan bahwa kedua sumur tersebut memang benar berbau wangi dan amis dengan mereka berdua harus masuk ke dalam sumur yang telah mereka buat.
Dengan adanya syarat tambahan, dua orang raja tersebut setuju dan mereka berdua masuk ke dalam sumur yang sangat dalam. Begitu mereka sudah sampai di dalam sumur maka Dewi Kilisuci memerintahkan pasukan Jenggala untuk segera menimbun keduanya dengan bebatuan yang mengakibatkan kematian Raja Lembu Suro dan Mahesa Suro. Namun, sebelum Raja Lembu Suro mati dia bersumpah disertai kutukan : “Baiklah besok orang-orang Kediri akan dapat balasan yang setimpal dari saya. Kediri akan menjadi sungai, Tulungagung akan menjadi danau, dan Blitar akan menjadi daratan. Berdasarkan legendar Lembu Suro maka masyarakat di lereng Gunung Kelud secara rutin pada tanggal 23 bulan Surau mengadakan tolak bala sumpah tersebut berupa Larung Sesaji.
Jalan Misteri
Di jalan misteri ini, benda yang berpotensi bergerak terutama benda bundar, bisa bergerak sendiri tanpa perlu digerakkan. Misalnya jika kendaraan mobil atau motor Anda dimatikan mesinnya dan posisi gigi netral akan berjalan sendiri meskipun jalan terlihat menanjak secara kasat mata. Banyak pendapat terkait Jalan Misteri di Gunung Kelud ini. Ada yang berpendapat Jalan Misteri mirip dengan Jabal Magnet di Arab, ada pula yang berpendapat fenomena ini karena ulah jin, ada pula yang berpendapat bahwa ada ilusi mata yaitu jalan yang secara kasat mata menanjak padahal sebenarnya jalan menurun.
Legenda Penunggu Buaya Putih di Kawah Gunung Kelud
Nama Gunung Kelud berasal dari kata “Jarwodhosok” yaitu dari kata “ke” (kebak) dan “lud” (ludira) yang artinya bila mura bisa merenggut banyak korban tidak berdosa. Menurut cerita penduduk setempat, kawah di Gunung Kelud ditungguin oleh sepasang buaya putih yang konon katanya merupakan jelmaan dari bidadari.
Berdasarkan legenda Gunung Kelud, dahulu pernah ada dua bidadari yang sedang mandi di telaga. Karena tidak bisa menjaga diri, akhirnya kedua bidadari ini melakukan perbuatan lesbian. Perbuatan kedua bidadari ini pada akhirnya diketahui oleh dewa, karena kesal maka dewa mengutuk seraya berkata “perbuatan kalian seperti buaya saja.” Tidak lama setelah ucapan dewa maka wujud kedua bidadari berubah menjadi dua ekor buaya putih yang kelak menjadi penunggu danau di Gunung Kelud.
Demikian cerita misteri Gunung Kelud yang banyak dibumbui oleh legenda mitos melalui kisah Dewi Kilisuci dan dua orang bidadari.
Sumber : berbagus
“Selamat pagi semua!!” ucapku saat memasuki ruang kelas.
“Pagi juga Fit!” jawab beberapa temanku. Aku berjalan menuju ke tempat dudukku sambil bertanya sama teman-teman yang ada di kelas.
“Eh, ada PR gak?” hanya Mely yang menjawab sambil menghapus tulisan yang ada di papan tulis.
“hmm gak ada kayaknya, Fit.” Aku menghela napas senang.
Aku ke luar kelas berhenti tepat di depan pintu, melipatkan kedua tangan di perutku, menoleh halaman sekolah yang luas yang ditumbuhi oleh pepohonan, tubuhku yang disinari hangatnya matahari, merasakan tenangnya suasana pagi ini. Aku memejamkan mata. Tiba-tiba, ada yang teriak memanggil namaku dengan sangat kencang, aku membuka mata dan menoleh ke arah suara yang memanggilku, “Astaga, itu kan Dilla, ngapain dia menghampiriku dengan wajah seperti mau memakan orang? Jangan-jangan, dia mau marahin aku lagi? Oh Tuhan, tolong aku.”
“Heyy Fitry! Ke sini kamu! Ikut aku!” dia menarik tanganku dengan sangat kuat, aku seperti mau melayang dibuatnya.
“Eh Dil, kamu apaan sih? Kamu mau bawa aku ke mana? Please lepasin tanganaku! Sakit tahu!” aku melawan, tapi dia tidak mempedulikan.
Di belakang Sekolah.
“Hey Fit! Kamu itu kegatelan ya! Udah aku bilangin, kamu jangan dekatin Dino! Jangan bales sms-sms dia, jangan sok dekat sama dia! Dia itu punya aku!”
“Hey Dil, aku gak kegatelan ya. Dino duluan yang sms aku! Aku sama dia itu hanya sahabatan, kamu itu gak berhak ya melarang aku!” jawabku.
“Kalau kamu sekali lagi ketahuan lagi bersama Dino, kamu akan tahu akibatnya. Inget!!” Dilla makin nyolot, dia mendorongku sampai jatuh dan langsung meninggalkanku.
“Ahh auu!” aku mendesah, telapak tanganku luka karena didorong Dilla.
Bel terakhir sekolah berbunyi, dan akhirnya pulang. Biasanya aku pulang sekolah sama Dino, tapi karena aku lagi bete, jadi aku lagi malas mau pulang sama dia. Dino memanggilku dari kejauhan, “Fitryy.. Fitryy tunggu!!” dia teriak. Aku tak menghiraukan, aku santai saja berjalan, dan Dino akhirnya mengejarku. Sesampai dia di sampingku, Dino bertanya.
“Kamu kenapa sih? Gak nungguin aku, aku panggil juga, huuh” napasnya terengah-engah karena mengejarku tadi.
“Gak apa-apa, males” jawabku singkat. Dino menatapku bingung, seakan bertanya-tanya. Senyap.
“Apakah karena Dilla? Dia menghampirimu lagi?” tanya Dino pelan. Aku menggangguk.
“Fit, kamu jangan takut sama siapa yang akan menyakitimu, aku selalu di sampingmu Fit, selalu. Percayalah.”
Aku tersenyum, “terima kasih Dino.”
“Mari kita pulang..”
Saat sore tiba, aku biasanya selalu bermain sama Dino, jalan-jalan, makan bersama, main di pantai dan duduk bersama sambil melihat matahari senja. Hal-hal itulah yang tak bisa aku lupakan saat sedang bersamanya. Dan sore ini, kami melakukan itu bersama-sama lagi. Jam digital di tanganku menunjukkan pukul 17.20. Kami akan menunggu senja, dan ingin melihat sunset. Aku dan Dino duduk di pinggiran pasir pantai sambil menatap matahari. Beberapa menit lagi sunset akan terlihat. Hening agak lama.
“Fit,” itu kalimat pertama yang muncul dari Dino sejak sekitar setengah jam yang lalu kami terdiam.
“Ya?” jawabku.
“Aku.. Aku mau pindah sekolah Fit” aku langsung menoleh ke Dino.
“Ka.. mu, mau pindah sekolah Din?” Dino mengangguk.
Oh Tuhan, betapa sedihnya, teman, bahkan orang yang aku sayang akan pergi meninggalkan aku. Hatiku terasa tergores.
“Aku tahu, kamu sedih Fit. Tapi aku janji. Aku gak bakal lupain kamu, kita masih bisa komunikasi kan? Lewat telepon? Nanti juga pas liburan aku akan menjumpai kamu. Aku sayang kamu Fit” ucap Dino sambil menyeka air mataku. Aku hanya menganggukkan kepala. Aku merasakan, hari ini adalah hari yang sangat panjang. Dimana senja inilah yang banyak meninggalkan kenangan bersamamu, aku akan menyimpan perasaan ini.
SELESAI
“Pagi juga Fit!” jawab beberapa temanku. Aku berjalan menuju ke tempat dudukku sambil bertanya sama teman-teman yang ada di kelas.
“Eh, ada PR gak?” hanya Mely yang menjawab sambil menghapus tulisan yang ada di papan tulis.
“hmm gak ada kayaknya, Fit.” Aku menghela napas senang.
Aku ke luar kelas berhenti tepat di depan pintu, melipatkan kedua tangan di perutku, menoleh halaman sekolah yang luas yang ditumbuhi oleh pepohonan, tubuhku yang disinari hangatnya matahari, merasakan tenangnya suasana pagi ini. Aku memejamkan mata. Tiba-tiba, ada yang teriak memanggil namaku dengan sangat kencang, aku membuka mata dan menoleh ke arah suara yang memanggilku, “Astaga, itu kan Dilla, ngapain dia menghampiriku dengan wajah seperti mau memakan orang? Jangan-jangan, dia mau marahin aku lagi? Oh Tuhan, tolong aku.”
“Heyy Fitry! Ke sini kamu! Ikut aku!” dia menarik tanganku dengan sangat kuat, aku seperti mau melayang dibuatnya.
“Eh Dil, kamu apaan sih? Kamu mau bawa aku ke mana? Please lepasin tanganaku! Sakit tahu!” aku melawan, tapi dia tidak mempedulikan.
Di belakang Sekolah.
“Hey Fit! Kamu itu kegatelan ya! Udah aku bilangin, kamu jangan dekatin Dino! Jangan bales sms-sms dia, jangan sok dekat sama dia! Dia itu punya aku!”
“Hey Dil, aku gak kegatelan ya. Dino duluan yang sms aku! Aku sama dia itu hanya sahabatan, kamu itu gak berhak ya melarang aku!” jawabku.
“Kalau kamu sekali lagi ketahuan lagi bersama Dino, kamu akan tahu akibatnya. Inget!!” Dilla makin nyolot, dia mendorongku sampai jatuh dan langsung meninggalkanku.
“Ahh auu!” aku mendesah, telapak tanganku luka karena didorong Dilla.
Bel terakhir sekolah berbunyi, dan akhirnya pulang. Biasanya aku pulang sekolah sama Dino, tapi karena aku lagi bete, jadi aku lagi malas mau pulang sama dia. Dino memanggilku dari kejauhan, “Fitryy.. Fitryy tunggu!!” dia teriak. Aku tak menghiraukan, aku santai saja berjalan, dan Dino akhirnya mengejarku. Sesampai dia di sampingku, Dino bertanya.
“Kamu kenapa sih? Gak nungguin aku, aku panggil juga, huuh” napasnya terengah-engah karena mengejarku tadi.
“Gak apa-apa, males” jawabku singkat. Dino menatapku bingung, seakan bertanya-tanya. Senyap.
“Apakah karena Dilla? Dia menghampirimu lagi?” tanya Dino pelan. Aku menggangguk.
“Fit, kamu jangan takut sama siapa yang akan menyakitimu, aku selalu di sampingmu Fit, selalu. Percayalah.”
Aku tersenyum, “terima kasih Dino.”
“Mari kita pulang..”
Saat sore tiba, aku biasanya selalu bermain sama Dino, jalan-jalan, makan bersama, main di pantai dan duduk bersama sambil melihat matahari senja. Hal-hal itulah yang tak bisa aku lupakan saat sedang bersamanya. Dan sore ini, kami melakukan itu bersama-sama lagi. Jam digital di tanganku menunjukkan pukul 17.20. Kami akan menunggu senja, dan ingin melihat sunset. Aku dan Dino duduk di pinggiran pasir pantai sambil menatap matahari. Beberapa menit lagi sunset akan terlihat. Hening agak lama.
“Fit,” itu kalimat pertama yang muncul dari Dino sejak sekitar setengah jam yang lalu kami terdiam.
“Ya?” jawabku.
“Aku.. Aku mau pindah sekolah Fit” aku langsung menoleh ke Dino.
“Ka.. mu, mau pindah sekolah Din?” Dino mengangguk.
Oh Tuhan, betapa sedihnya, teman, bahkan orang yang aku sayang akan pergi meninggalkan aku. Hatiku terasa tergores.
“Aku tahu, kamu sedih Fit. Tapi aku janji. Aku gak bakal lupain kamu, kita masih bisa komunikasi kan? Lewat telepon? Nanti juga pas liburan aku akan menjumpai kamu. Aku sayang kamu Fit” ucap Dino sambil menyeka air mataku. Aku hanya menganggukkan kepala. Aku merasakan, hari ini adalah hari yang sangat panjang. Dimana senja inilah yang banyak meninggalkan kenangan bersamamu, aku akan menyimpan perasaan ini.
SELESAI
***
Cerpen Karangan: Zilvani Aprianti
Facebook: Zilvani Aprianti
Facebook: Zilvani Aprianti
kategori: Cerpen Perpisahan
Sumber : cerpenmu
Suara knalpot, teriakan dan klakson membuat suasana jalan semakin ricuh, ya beginilah suasana Jakarta di pagi hari selalu dipenuhi oleh hiruk pikuknya lalu lalang kendaraan walaupun weekend sekali pun tetap saja kemacetan itu tak pernah berkurang. Seperti mengalami sebuah dejavu aku seakan dapat melihat apa yang akan terjadi, Pak Supir yang telah mendapatkan cela ke luar dari kemacetan langsung mengangkat pedal dan mempercepat laju jalan. Tanpa sadar aku berteriak histeris melihat mobil taksi yang ku tumpangi akan mengalami kecelakaan.
“Pak Awaaas ada anak kecil di depaaan!” sopir taksi itu pun kaget dan langsung menginjak rem untuk menghindari anak kecil itu. “Nyiiiit!! Dug!!” kepalaku terbentur jendela mobil taksi sebelah kanan. Dengan menahan rasa sakit tak berapa lama kemudian terdengar suara, “Braaak!” mobil belakang menabrak taksi yang ku tumpangi sampai supir taksi harus memutar setir untuk menahan agar tidak menabrak mobil lain, suara gesekan ban mobil dan aspal pun membuat telingaku semakin sakit.
“Nyiiiiit… Dug… Braaak!”
Aku pun tak sadarkan diri, yang ku rasakan sekarang hanyalah hening, pening, sakit, dan pusing.
—
Hingar bingar cahaya lampu pesta menerangi gelapnya malam, kini ku berada di kerumunan orang yang sama sekali tak aku kenal, “kenapa aku bisa berada di tempat ini?” namun yang membuatku semakin bingung mengapa aku sini memakai baju seperti seorang pengantin? tak berapa lama kemudian ada sosok pria rupawan yang memakai jas tersenyum bahagia lalu berjalan menuju arahku.
“Sayang, apa yang sedang kamu lakukan di sini? Semuanya sudah menunggu kamu” kata sosok pria itu.
Tanpa membalas sepatah kata pun aku berjalan menuju Mamaku, nampak sosok pria itu terkejut melihat tingkah anehku. “Ma, acara pernikahan siapa ini?” tanyaku pada Mama.
“Reva, di hari pernikahanmu ini kamu jangan bercanda ya. Gio dan penghulu sudah menunggu sayang, acara akan segera dimulai” ucap Mama yang kemudian membuatku kaget.
“Apa acara pernikahanku Ma? Sejak kapan aku memutuskan untuk menikah? Dan siapa itu Gio? Aku tidak mengenalnya Ma.” Jelasku.
Mendengar pernyataanku pria itu pun menghampiriku dan berkata.
“Reva, kita pacaran sudah 3 tahun dan kita juga sudah bertunangan setahun yang lalu. Sayang kamu jangan bercanda di hari bahagia kita ya.”
“Hei, kamu jangan asal ngarang cerita ya. Aku ini baru bulan kemarin lulus SMA bagaimana bisa aku telah berpacaran denganmu selama 3 tahun dan bertunangan denganmu selama 1 tahun?” Jawabku mulai emosi mendengar pernyataan ngawur dari pria itu.
“Reva, kamu nggak lagi ngelantur kan nak? Kamu sudah wisuda sayang kamu sudah menjadi seorang sarjana” Kata Mama kepadaku.
Aku pun semakin dibuat bingung dengan kenyataan yang tiba-tiba muncul dalam hidupku, bagaimana bisa aku tumbuh secepat itu. Bagaimana bisa aku melewatkan masa selama 4 tahun? Dan kini seketika semua yang ada dalam pandanganku pun berputar bak komedi putar dan semuanya mulai samar dalam pandanganku. Aku hanya mampu mendengar suara seorang laki-laki berkata, “Sebaiknya acara pernikahan ini saya batalkan saya pak penghulu, saya tidak akan tega untuk memaksa orang yang tidak mau menikah dengan saya.” Dan suara itu pun mulai menghilang, sunyi dan sepi yang mampu aku rasakan.
Setelah pembatalan pesta penikahan itu aku menjalani terapi untuk memulihkan ingatanku, namun setiap kali menjalani terapi aku selalu berteriak histeris dan ketakutan. Sampai akhirnya ku putuskan untuk berhenti memulihkan ingatanku. Kini 1 minggu sudah aku tak berjumpa dengan Gio, setiap kali Dia meneleponku selalu tak ku hiraukan, sms tak pernah ku baca bahkan ketika ia datang ke rumah pun aku selalu mencari alasan agar tak bertemu dengannya.
Tapi sore ini rasanya ada yang berbeda, tiba-tiba aku ingin sekali membuka sms darinya, “ini sms apa cerpen panjang sekali,” gerutuku dalam hati sebelum aku benar-benar membaca dan memahami isi pesan tersebut.
“Reva sayang, aku tahu bahwa sekarang kamu telah melupakanku. Dan aku tahu untuk mengembalikkan ingatanmu tetangku sangatlah tidak mudah. Aku juga tahu kamu merasa risau dan tak nyaman saat bersamaku aku tak mengerti apa yang membuatmu seperti itu, aku sempat berpikir apa aku pernah melakukan kesalahan besar sehingga kamu tak mengizinkan ingatan tentangku kembali? Tapi di sisi lain aku tetap selalu percaya bahwa cintamu kepadaku dan cinta kita tak akan pernah terlupakan sampai kapan pun.”
“Maafkan aku jika harus meninggalkanmu, mungkin ini satu-satunya cara terbaik untuk menenangkan pikiran dan memulihkan ingatanmu. Tapi sebelum aku pergi izinkan aku memeluk dan bertemu denganmu sekali saja, aku tunggu kedatanganmu besok jam 4 sore di Bandara.” Selesai membaca pesan dari Gio tak terasa air mata mulai membasahi pipiku dan tiba-tiba aku merasakan sesak untuk bernapas saat itu juga semua memori dan kenanganku bersama Gio kembali.
Aku mengingat semua kejadian yang selama ini aku lupakan, bagaimana aku bertemu dengan Gio, berpacaran, bertunangan dan sampai akhirnya kita memutuskan untuk menikah setelah aku dan dia resmi menjadi sarjana karena aku tak mau jika harus berjauhan lebih lama dengannya. Mataku terbelalak melihat jam tepat pukul 03.45, Oh tidak 15 menit lagi Gio akan meninggalkanku lagi. Saat itu juga aku beranjak dari tempat tidur dan meminta Papa mengantarkanku ke bandara, namun dewi fortuna kini tak ada di pihakku tepat saat aku sampai di bandara pesawat yang ditumpangi Gio sudah tinggal landas. Tak bisa menerima kenyataan akan semua ini aku pun mulai menangis dan berteriak histeris.
“Tidaaaak! Giooo please jangan tinggalkan aku.. Maafkan aku jika selama ini melupakanmu Gio!!! jangan pergiii!!”
Namun sentuhan hangat membuyarkan mimpiku, “Reva, sayang hey bangun… kamu kenapa?” Dan saat ku buka mata semua pandangan penoton bioskop tertuju kepadaku. Dengan tersenyum menahan malu aku pun berkata, “Maaf, karena terlalu mendramatisir dan menghayati filmnya jadi sampai terbawa mimpi hehehe.” Kemudian Aku berbisik di telinga Gio.
“Sayang, aku tak akan sanggup jika harus kehilanganmu.” Ku tatap Gio dengan tatapan manja.
Karena melihat sikap manjaku Gio pun memeluk dan mencium keningku sambil berbisik juga, “Apapun yang terjadi jika kamu mengalami amnesia aku tidak akan pernah meninggalkanmu walau kamu sendiri yang tak mengizinkanku berada di sampingmu. Ingatlah 1 pesan dariku, “Kau mampu melupakanku tapi bukan dengan Cintaku.” Mendengar kata-kata Gio aku pun tersenyum penuh kebahagiaan dan semakin mempererat pelukannya.
“Pak Awaaas ada anak kecil di depaaan!” sopir taksi itu pun kaget dan langsung menginjak rem untuk menghindari anak kecil itu. “Nyiiiit!! Dug!!” kepalaku terbentur jendela mobil taksi sebelah kanan. Dengan menahan rasa sakit tak berapa lama kemudian terdengar suara, “Braaak!” mobil belakang menabrak taksi yang ku tumpangi sampai supir taksi harus memutar setir untuk menahan agar tidak menabrak mobil lain, suara gesekan ban mobil dan aspal pun membuat telingaku semakin sakit.
“Nyiiiiit… Dug… Braaak!”
Aku pun tak sadarkan diri, yang ku rasakan sekarang hanyalah hening, pening, sakit, dan pusing.
—
Hingar bingar cahaya lampu pesta menerangi gelapnya malam, kini ku berada di kerumunan orang yang sama sekali tak aku kenal, “kenapa aku bisa berada di tempat ini?” namun yang membuatku semakin bingung mengapa aku sini memakai baju seperti seorang pengantin? tak berapa lama kemudian ada sosok pria rupawan yang memakai jas tersenyum bahagia lalu berjalan menuju arahku.
“Sayang, apa yang sedang kamu lakukan di sini? Semuanya sudah menunggu kamu” kata sosok pria itu.
Tanpa membalas sepatah kata pun aku berjalan menuju Mamaku, nampak sosok pria itu terkejut melihat tingkah anehku. “Ma, acara pernikahan siapa ini?” tanyaku pada Mama.
“Reva, di hari pernikahanmu ini kamu jangan bercanda ya. Gio dan penghulu sudah menunggu sayang, acara akan segera dimulai” ucap Mama yang kemudian membuatku kaget.
“Apa acara pernikahanku Ma? Sejak kapan aku memutuskan untuk menikah? Dan siapa itu Gio? Aku tidak mengenalnya Ma.” Jelasku.
Mendengar pernyataanku pria itu pun menghampiriku dan berkata.
“Reva, kita pacaran sudah 3 tahun dan kita juga sudah bertunangan setahun yang lalu. Sayang kamu jangan bercanda di hari bahagia kita ya.”
“Hei, kamu jangan asal ngarang cerita ya. Aku ini baru bulan kemarin lulus SMA bagaimana bisa aku telah berpacaran denganmu selama 3 tahun dan bertunangan denganmu selama 1 tahun?” Jawabku mulai emosi mendengar pernyataan ngawur dari pria itu.
“Reva, kamu nggak lagi ngelantur kan nak? Kamu sudah wisuda sayang kamu sudah menjadi seorang sarjana” Kata Mama kepadaku.
Aku pun semakin dibuat bingung dengan kenyataan yang tiba-tiba muncul dalam hidupku, bagaimana bisa aku tumbuh secepat itu. Bagaimana bisa aku melewatkan masa selama 4 tahun? Dan kini seketika semua yang ada dalam pandanganku pun berputar bak komedi putar dan semuanya mulai samar dalam pandanganku. Aku hanya mampu mendengar suara seorang laki-laki berkata, “Sebaiknya acara pernikahan ini saya batalkan saya pak penghulu, saya tidak akan tega untuk memaksa orang yang tidak mau menikah dengan saya.” Dan suara itu pun mulai menghilang, sunyi dan sepi yang mampu aku rasakan.
Setelah pembatalan pesta penikahan itu aku menjalani terapi untuk memulihkan ingatanku, namun setiap kali menjalani terapi aku selalu berteriak histeris dan ketakutan. Sampai akhirnya ku putuskan untuk berhenti memulihkan ingatanku. Kini 1 minggu sudah aku tak berjumpa dengan Gio, setiap kali Dia meneleponku selalu tak ku hiraukan, sms tak pernah ku baca bahkan ketika ia datang ke rumah pun aku selalu mencari alasan agar tak bertemu dengannya.
Tapi sore ini rasanya ada yang berbeda, tiba-tiba aku ingin sekali membuka sms darinya, “ini sms apa cerpen panjang sekali,” gerutuku dalam hati sebelum aku benar-benar membaca dan memahami isi pesan tersebut.
“Reva sayang, aku tahu bahwa sekarang kamu telah melupakanku. Dan aku tahu untuk mengembalikkan ingatanmu tetangku sangatlah tidak mudah. Aku juga tahu kamu merasa risau dan tak nyaman saat bersamaku aku tak mengerti apa yang membuatmu seperti itu, aku sempat berpikir apa aku pernah melakukan kesalahan besar sehingga kamu tak mengizinkan ingatan tentangku kembali? Tapi di sisi lain aku tetap selalu percaya bahwa cintamu kepadaku dan cinta kita tak akan pernah terlupakan sampai kapan pun.”
“Maafkan aku jika harus meninggalkanmu, mungkin ini satu-satunya cara terbaik untuk menenangkan pikiran dan memulihkan ingatanmu. Tapi sebelum aku pergi izinkan aku memeluk dan bertemu denganmu sekali saja, aku tunggu kedatanganmu besok jam 4 sore di Bandara.” Selesai membaca pesan dari Gio tak terasa air mata mulai membasahi pipiku dan tiba-tiba aku merasakan sesak untuk bernapas saat itu juga semua memori dan kenanganku bersama Gio kembali.
Aku mengingat semua kejadian yang selama ini aku lupakan, bagaimana aku bertemu dengan Gio, berpacaran, bertunangan dan sampai akhirnya kita memutuskan untuk menikah setelah aku dan dia resmi menjadi sarjana karena aku tak mau jika harus berjauhan lebih lama dengannya. Mataku terbelalak melihat jam tepat pukul 03.45, Oh tidak 15 menit lagi Gio akan meninggalkanku lagi. Saat itu juga aku beranjak dari tempat tidur dan meminta Papa mengantarkanku ke bandara, namun dewi fortuna kini tak ada di pihakku tepat saat aku sampai di bandara pesawat yang ditumpangi Gio sudah tinggal landas. Tak bisa menerima kenyataan akan semua ini aku pun mulai menangis dan berteriak histeris.
“Tidaaaak! Giooo please jangan tinggalkan aku.. Maafkan aku jika selama ini melupakanmu Gio!!! jangan pergiii!!”
Namun sentuhan hangat membuyarkan mimpiku, “Reva, sayang hey bangun… kamu kenapa?” Dan saat ku buka mata semua pandangan penoton bioskop tertuju kepadaku. Dengan tersenyum menahan malu aku pun berkata, “Maaf, karena terlalu mendramatisir dan menghayati filmnya jadi sampai terbawa mimpi hehehe.” Kemudian Aku berbisik di telinga Gio.
“Sayang, aku tak akan sanggup jika harus kehilanganmu.” Ku tatap Gio dengan tatapan manja.
Karena melihat sikap manjaku Gio pun memeluk dan mencium keningku sambil berbisik juga, “Apapun yang terjadi jika kamu mengalami amnesia aku tidak akan pernah meninggalkanmu walau kamu sendiri yang tak mengizinkanku berada di sampingmu. Ingatlah 1 pesan dariku, “Kau mampu melupakanku tapi bukan dengan Cintaku.” Mendengar kata-kata Gio aku pun tersenyum penuh kebahagiaan dan semakin mempererat pelukannya.
***
Cerpen Karangan: Nur Widayanti
Blog: https://widagezy.wordpress.com
Nama: Nur Widayanti
Hobi: Menulis (Pantun, Puisi, Cerpen dan lainnya.), Membaca, Memasak dan Bernyanyi.
kategori: Cerpen Cinta Romantis
Blog: https://widagezy.wordpress.com
Nama: Nur Widayanti
Hobi: Menulis (Pantun, Puisi, Cerpen dan lainnya.), Membaca, Memasak dan Bernyanyi.
kategori: Cerpen Cinta Romantis
Sumber : cerpenmu
Bagai tangis ombak mendera
Insan tiada apa berkata
Jerit tangis semua lah ada
Bukanlah sepi bak gurun sahara
Terjatuh terguling semua insan
Tanda kan berakhir kehidupan
Tak terselesaikan satu harapan
Ialah mendapat banyak amalan
Luasnya mahsyar kini menanti
Mungkinkah ini yang ditakuti
Oleh semua insan di bumi
Dihisab amalan sesudah mati
Syurga neraka di depan mata
Tak sesiapa dapat menerka
Amal ialah penentu kita
Kan kemana diri dibawa
Neraka menggemakan tangis dan rintih
Penghuni syurga berakhlak terpuji
Hidup disana kekal abadi
Tiada manusia dapat mengingkari
Wahai manusia saat ini
Diri sendiri yang memilih
Kemana diri kan pergi
Syurga neraka sedang menanti
Insan tiada apa berkata
Jerit tangis semua lah ada
Bukanlah sepi bak gurun sahara
Terjatuh terguling semua insan
Tanda kan berakhir kehidupan
Tak terselesaikan satu harapan
Ialah mendapat banyak amalan
Luasnya mahsyar kini menanti
Mungkinkah ini yang ditakuti
Oleh semua insan di bumi
Dihisab amalan sesudah mati
Syurga neraka di depan mata
Tak sesiapa dapat menerka
Amal ialah penentu kita
Kan kemana diri dibawa
Neraka menggemakan tangis dan rintih
Penghuni syurga berakhlak terpuji
Hidup disana kekal abadi
Tiada manusia dapat mengingkari
Wahai manusia saat ini
Diri sendiri yang memilih
Kemana diri kan pergi
Syurga neraka sedang menanti
Oleh : Arianto
Puisi Cinta
Sumber : lokerpuisi
Saat Pagi Buta...
Radarku menemukan mu dikala pagi buta
Menulisan sesuatu yang ku anggap pantas untuk menyapa mu
Sekejap.....
Radarku menemukan mu dikala pagi buta
Menulisan sesuatu yang ku anggap pantas untuk menyapa mu
Sekejap.....
Kamu menuliskan balasannya
Sejak pagi buta.... Saat radarku menemukanmu
Sejak itu hatiku pikiranku kembali memasuki dimensi waktu dan mulai memutar banyak kisah mundur yang ternyata indah....
Sejak pagi buta.... Saat radarku menemukanmu
Sejak itu hatiku pikiranku kembali memasuki dimensi waktu dan mulai memutar banyak kisah mundur yang ternyata indah....
Kamu hadir disaat kerisauanku memuncah...
Kamu mengisinya dengan banyak kisah...cerita dan sepenggal kenangan yang sungguh ku lupa...
Kamu mengisinya dengan banyak kisah...cerita dan sepenggal kenangan yang sungguh ku lupa...
Namun sosok manis mu tak pernah pergi dari ingatan ku
Senyum terindah yang pernah ku lihat....
Akankah aku dapat melihatnya kembali setelah puluhan waktu melintas pergi....
Bahkan sejauh ingatan yang terbatas oleh banyak hal yang tersia sia....
Seiring berjalannya waktu....
Menunggu sebuah pertemuan bagaikan bertahun lamanya tak bersabar padahal hanya tinggal hitungan hari
Tapi hari itu datang juga dengan tanpa rencana dan kamu telah ada di depan pintu gerbang hati yang terbuka
Aku.... Kamu.....
Memandangi kenangan dengan cara yang indah
Kembali merambah jejak jejak masa yang masih tertinggal dalam ingatan
Membarakan lagi getar hati yang terlupa lama
Dengan pandangan yang menyejukkan...takjub... berbalut banyak kerinduan yang mulai bermekaran
Sekejap namun mampu membuat semua kekosongan dan hampa udara di dalam sukma terisi banyak kesejukan oksigen dikala pagi buta
Dalam suatu waktu yang juga tidak pernah terencana....
Kita....aku....kamu....
Bertemu dalam teriknya sore
Namun mampu membuat kesejukkan dengan semua hal yang indah....yang kita lalui saat itu
Genggaman tanganmu....hangat dan berkeringat....
Getarannya menembus pori pori kulitku berjalan dalam aliran darahku...menuju ke jantung hati ku...dan tergetar sukmaku....
Indah dan indah....kata itu yang kurasakan sangat dalam
Kecupan kerinduan yang lama
Sekilas dekapan yang tak sengaja....
Atau rasa yang bergejolak di dalam dada.... Membuat semua hal menjadi begitu nyata...
Waktu seakan begitu cepat...sekejap yang indah dan membekas harap juga rindu
Seperti mimpi terindah yang tak pernah habis....
Ingin bersama lagi dalam waktu yang lama
Merindukannya lagi walau baru saja bersama
Ingin rasanya mengisi waktu lama yang tersia sia....
Mengembalikan semua asa dan harapan mu kembali nyata
Tak pernah berubah hingga saat kembali saling melihat dan menggenggam
Bahkan ingin berpeluk lama hingga waktu berganti
Memecahkan semua kerinduan yang lama menjadi nyata dan takkan pergi lagi dan menghilang dalam sebuah sepi yang panjang
Jangan menghilang lagi....
Bahkan saat kamu pergi dan kembali....
Karena setelah pagi buta.....
Aku tak akan meninggalkan mu lagi dan menunggu disini dalam doa, diam dan sepi
Hanya ada begitu banyak rindu...sampai kuberikan padamu saat kita bertemu....
Senyum terindah yang pernah ku lihat....
Akankah aku dapat melihatnya kembali setelah puluhan waktu melintas pergi....
Bahkan sejauh ingatan yang terbatas oleh banyak hal yang tersia sia....
Seiring berjalannya waktu....
Menunggu sebuah pertemuan bagaikan bertahun lamanya tak bersabar padahal hanya tinggal hitungan hari
Tapi hari itu datang juga dengan tanpa rencana dan kamu telah ada di depan pintu gerbang hati yang terbuka
Aku.... Kamu.....
Memandangi kenangan dengan cara yang indah
Kembali merambah jejak jejak masa yang masih tertinggal dalam ingatan
Membarakan lagi getar hati yang terlupa lama
Dengan pandangan yang menyejukkan...takjub... berbalut banyak kerinduan yang mulai bermekaran
Sekejap namun mampu membuat semua kekosongan dan hampa udara di dalam sukma terisi banyak kesejukan oksigen dikala pagi buta
Dalam suatu waktu yang juga tidak pernah terencana....
Kita....aku....kamu....
Bertemu dalam teriknya sore
Namun mampu membuat kesejukkan dengan semua hal yang indah....yang kita lalui saat itu
Genggaman tanganmu....hangat dan berkeringat....
Getarannya menembus pori pori kulitku berjalan dalam aliran darahku...menuju ke jantung hati ku...dan tergetar sukmaku....
Indah dan indah....kata itu yang kurasakan sangat dalam
Kecupan kerinduan yang lama
Sekilas dekapan yang tak sengaja....
Atau rasa yang bergejolak di dalam dada.... Membuat semua hal menjadi begitu nyata...
Waktu seakan begitu cepat...sekejap yang indah dan membekas harap juga rindu
Seperti mimpi terindah yang tak pernah habis....
Ingin bersama lagi dalam waktu yang lama
Merindukannya lagi walau baru saja bersama
Ingin rasanya mengisi waktu lama yang tersia sia....
Mengembalikan semua asa dan harapan mu kembali nyata
Tak pernah berubah hingga saat kembali saling melihat dan menggenggam
Bahkan ingin berpeluk lama hingga waktu berganti
Memecahkan semua kerinduan yang lama menjadi nyata dan takkan pergi lagi dan menghilang dalam sebuah sepi yang panjang
Jangan menghilang lagi....
Bahkan saat kamu pergi dan kembali....
Karena setelah pagi buta.....
Aku tak akan meninggalkan mu lagi dan menunggu disini dalam doa, diam dan sepi
Hanya ada begitu banyak rindu...sampai kuberikan padamu saat kita bertemu....
Oleh :Rainy Zikri
Puisi Cinta
Sumber : lokerpuisi