Siarlingkungan - Arab Saudi memastikan pengiriman sejumlah pesawat perang ke sebuah markas di Turki untuk meningkatkan usaha mengatasi kelompok yang menamakan dirinya Negara Islam atau ISIS.
Sebelumnya serangkaian serangan kerajaan Saudi sudah dilakukan dari lapangan udara mereka sendiri.
Pemindahan ini akan membuat pesawat-pesawat itu lebih mendekati sasaran di Suriah utara.
Seorang jenderal Saudi, Ahmed al-Assiri, mengatakan tidak ada pasukan yang ditugaskan bersama-sama pesawat jet tersebut.
"Kerajaan Saudi sekarang ada di markas udara Incirlik di Turki," kata al-Assiri kepada TV Al-Arabiya pada hari Sabtu (13 Februari 2016).
"Pesawat perang Saudi hadir dengan awaknya untuk meningkatkan operasi udara di samping sejumlah misi dari beberapa markas di Arab Saudi," tambah Assiri.
Tetapi dia menambahkan koalisi pimpinan Amerika Serikat untuk menghadapi ISIS meyakini operasi darat akan diperlukan, dan Arab Saudi bersedia turut serta melakukannya.
_____
Editor : Kelvin
Sumber : BBC Indonesia
Sebelumnya serangkaian serangan kerajaan Saudi sudah dilakukan dari lapangan udara mereka sendiri.
Pemindahan ini akan membuat pesawat-pesawat itu lebih mendekati sasaran di Suriah utara.
Seorang jenderal Saudi, Ahmed al-Assiri, mengatakan tidak ada pasukan yang ditugaskan bersama-sama pesawat jet tersebut.
"Kerajaan Saudi sekarang ada di markas udara Incirlik di Turki," kata al-Assiri kepada TV Al-Arabiya pada hari Sabtu (13 Februari 2016).
"Pesawat perang Saudi hadir dengan awaknya untuk meningkatkan operasi udara di samping sejumlah misi dari beberapa markas di Arab Saudi," tambah Assiri.
Tetapi dia menambahkan koalisi pimpinan Amerika Serikat untuk menghadapi ISIS meyakini operasi darat akan diperlukan, dan Arab Saudi bersedia turut serta melakukannya.
_____
Editor : Kelvin
Sumber : BBC Indonesia
Siarlingkungan.com // Pancurbatu, Sumut - Tim gabungan dari Polri dan TNI menggerebek markas judi Alam Jaya di Jalan Danau Alam Jaya, Desa Namo Pecawir Tuntungan, Kecamatan Pancurbatu, Deliserdang, Sumatera Utara, Sabtu (13/2/16).
Penggerebekan dipimpin langsung Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, Kasat Reskrim Kompol Aldi Subartono, dan Kasat Sabhara Kompol Siswandi.
Dalam penggerebekan petugas mengamankan puluhan kotak kartu joker, 3 unit alat pengacak kartu, 1 unit alat pembagi kartu, 1 buah papan meja poker, 1 buah papan meja roulette, 1 set mesin roulette, 100 koin/chip, 3 buah papan tulis, 2 kotak tempat koin/Chip, 1 set receiver radio/HT dan 2 kotak kosong.
Penggerebekan tersebut berawal dari informasi masyarakat tentang maraknya perjudian di Pemandian Alam Jaya. Sebanyak 150 personil tim gabungan Sabhara, Reskrim, Intelkam Polresta Medan, Propam dan Deninteldam I/BB turun ke lokasi.
Namun sial, penggerebekan tidak menemukan adanya perjudian berikut pemainnya. Di lokasi, petugas hanya menemukan alat-alat perjudian.
Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Aldi Subartono membenarkan penggerebekan lokasi perjudian tersebut, “Mungkin razia ini sudah bocor, sebelum petugas turun ke lokasi. Pas digerebek, gudang tersebut tidak ada pemain, tinggal alat bukti judi yang kita amankan. Tempat itu akan terus kita pantau aktivitasnya. kalau masih ada perjudian kita gerebek lagi,” tegas Aldi.
_____
Penulis : wol/lvz/data2
Editor : Eni
Penggerebekan dipimpin langsung Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, Kasat Reskrim Kompol Aldi Subartono, dan Kasat Sabhara Kompol Siswandi.
Dalam penggerebekan petugas mengamankan puluhan kotak kartu joker, 3 unit alat pengacak kartu, 1 unit alat pembagi kartu, 1 buah papan meja poker, 1 buah papan meja roulette, 1 set mesin roulette, 100 koin/chip, 3 buah papan tulis, 2 kotak tempat koin/Chip, 1 set receiver radio/HT dan 2 kotak kosong.
Penggerebekan tersebut berawal dari informasi masyarakat tentang maraknya perjudian di Pemandian Alam Jaya. Sebanyak 150 personil tim gabungan Sabhara, Reskrim, Intelkam Polresta Medan, Propam dan Deninteldam I/BB turun ke lokasi.
Namun sial, penggerebekan tidak menemukan adanya perjudian berikut pemainnya. Di lokasi, petugas hanya menemukan alat-alat perjudian.
Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Aldi Subartono membenarkan penggerebekan lokasi perjudian tersebut, “Mungkin razia ini sudah bocor, sebelum petugas turun ke lokasi. Pas digerebek, gudang tersebut tidak ada pemain, tinggal alat bukti judi yang kita amankan. Tempat itu akan terus kita pantau aktivitasnya. kalau masih ada perjudian kita gerebek lagi,” tegas Aldi.
_____
Penulis : wol/lvz/data2
Editor : Eni
Jakarta [Siarlingkungan] - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Arief Puyuono menegaskan sikap partainya yang menolak revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bukan untuk mencari muka.
Sekali pun Gerindra adalah partai yang berkuasa saat ini, maka partainya kata dia tetap tak akan meloloskan rencana amandemen itu.
"Gerindra melihat pentingnya pemberantasan korupsi yang sudah menjadi virus bagi pembangunan Indonesia, karena itu Gerindra menolak revisi UU KPK," kata Arief, setelah acara diskusi soal reshuffle kabinet di Dunkin Donuts Menteng, Jakarta, Minggu 14 Februari 2016.
Dia menambahkan, revisi UU KPK akan membuat KPK tak berbeda dengan Kepolisian dan Kejaksaan. Kata dia, seperti poin Dewan Pengawas KPK dan izin penyadapan yang harus melalui Dewan Pengawas akan memperlambat kinerja lembaga itu.
Sementara itu, adanya mekanisme Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) juga akan membuat KPK tak beda dengan Kepolisian dan Kejaksaan. Lebih jauh, menurutnya, pelemahan KPK ditenggarai agar pihak-pihak tertentu bisa "merampok" anggaran negara.
"Ya, lebih baik dibubarkan kalau memang seperti itu. Masyarakat harus tahu, ada agenda besar dengan berkoalisinya partai-partai ini pada Jokowi (Joko Widodo). Ini ujung-ujungnya mau merampok APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara)," katanya.
Rencana revisi UU KPK masih bergulir hingga saat ini. Poin krusial perubahan antara lain menyangkut adanya SP3 pada KPK, Dewan Pengawas, izin penyadapan dan penyidik independen. Wacana ini menimbulkan pro dan kontra lantaran dituding berpotensi melemahkan KPK.
"Agar tak terkena hukuman berat, nanti alasannya adalah itu adalah sebuah kebijakan yang tak bisa diadili. Maka disiapkanlah UU KPK, diperlemah UU KPK," kata Arief. (Viva)
_____
Penulis : asp
Editor : Eni
Sekali pun Gerindra adalah partai yang berkuasa saat ini, maka partainya kata dia tetap tak akan meloloskan rencana amandemen itu.
"Gerindra melihat pentingnya pemberantasan korupsi yang sudah menjadi virus bagi pembangunan Indonesia, karena itu Gerindra menolak revisi UU KPK," kata Arief, setelah acara diskusi soal reshuffle kabinet di Dunkin Donuts Menteng, Jakarta, Minggu 14 Februari 2016.
Dia menambahkan, revisi UU KPK akan membuat KPK tak berbeda dengan Kepolisian dan Kejaksaan. Kata dia, seperti poin Dewan Pengawas KPK dan izin penyadapan yang harus melalui Dewan Pengawas akan memperlambat kinerja lembaga itu.
Sementara itu, adanya mekanisme Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) juga akan membuat KPK tak beda dengan Kepolisian dan Kejaksaan. Lebih jauh, menurutnya, pelemahan KPK ditenggarai agar pihak-pihak tertentu bisa "merampok" anggaran negara.
"Ya, lebih baik dibubarkan kalau memang seperti itu. Masyarakat harus tahu, ada agenda besar dengan berkoalisinya partai-partai ini pada Jokowi (Joko Widodo). Ini ujung-ujungnya mau merampok APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara)," katanya.
Rencana revisi UU KPK masih bergulir hingga saat ini. Poin krusial perubahan antara lain menyangkut adanya SP3 pada KPK, Dewan Pengawas, izin penyadapan dan penyidik independen. Wacana ini menimbulkan pro dan kontra lantaran dituding berpotensi melemahkan KPK.
"Agar tak terkena hukuman berat, nanti alasannya adalah itu adalah sebuah kebijakan yang tak bisa diadili. Maka disiapkanlah UU KPK, diperlemah UU KPK," kata Arief. (Viva)
_____
Penulis : asp
Editor : Eni
Siarlingkungan.com // Kendari, Sulawesi Tenggara - Menteri Agama, Lukman Saifuddin, meresmikan Gedung Pusat Islam Mu'az Bin Jabal, di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Dilansir situs Antara, saat meresmikan, kata Kepala Bagian Humas dan Protokoler Sekretariat Kabupaten Wakatobi, La Ode Ifi, melalui telepon dari Wangiwangi, Minggu (14/2/16), Syaifuddin didampingi Bupati Wakatobi, Hugua, dan segenap unsur muspida setempat. "Menteri agama memberi apresiasi kepada bupati Wakatobi," kata Ifi.
Menurut dia, menteri agama menilai proses membangun Gedung Pusat Islam di Wakatobi bukanlah pekerjaan ringan semudah membalikkan telapak tangan.
Saifuddin, kata dia, juga menitipkan pesan kepada para tokoh agama di Wakatobi agar dalam menyampaikan dakwah-dakwa islam yang mencerahkan umat, bukan menjelaskan hal-hal yang menakutkan.
Wakatobi adalah salah satu wilayah di Tanah Air yang ternama akan keindahan alamnya, terkhusus kekayaan dan keindahan biota bawah air lautnya, tempat tinggal 750 jenis terumbu karang dan 942 jenis ikan dan lain-lain.
Dilansir situs Antara, saat meresmikan, kata Kepala Bagian Humas dan Protokoler Sekretariat Kabupaten Wakatobi, La Ode Ifi, melalui telepon dari Wangiwangi, Minggu (14/2/16), Syaifuddin didampingi Bupati Wakatobi, Hugua, dan segenap unsur muspida setempat. "Menteri agama memberi apresiasi kepada bupati Wakatobi," kata Ifi.
Menurut dia, menteri agama menilai proses membangun Gedung Pusat Islam di Wakatobi bukanlah pekerjaan ringan semudah membalikkan telapak tangan.
Saifuddin, kata dia, juga menitipkan pesan kepada para tokoh agama di Wakatobi agar dalam menyampaikan dakwah-dakwa islam yang mencerahkan umat, bukan menjelaskan hal-hal yang menakutkan.
Wakatobi adalah salah satu wilayah di Tanah Air yang ternama akan keindahan alamnya, terkhusus kekayaan dan keindahan biota bawah air lautnya, tempat tinggal 750 jenis terumbu karang dan 942 jenis ikan dan lain-lain.
_____
Editor : Kelvin
Sumber : Antara
Jakarta [Siarlingkungan] - Banyaknya ranjau paku di jalanan Ibu Kota sudah menimbulkan keresahan bagi para pengguna kendaraan. Perlu dicatat buat oknum yang tidak bertanggung jawab, perilaku tersebut bisa dikenakan pidana dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara, kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Meteo Jaya AKBP Budiyanto dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (14/2/2016).
"Menebar ranjau paku di jalan merupakan tindak pidana kejahatan yang dapat menimbulkan bahaya bagi keamanan dan keselamatan lalu lintas, dengan ancaman pidana 9 tahun penjara, sesuai apa yang diatur dalam pasal 192 ayat (1) diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, jika karena perbuatan itu timbul bahaya bagi keamanan lalu lintas,"
"Hal tersebut juga mengganggu ketertibam umum seperti yang diatur dalam Perda No 8 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum," lanjut dia.
Menurut Budiyanto, praktek menebar ranjau paku di jalanan ini sudah ada sejak lama. Pelaku sering kali tidak diketahui lantaran mereka menebarnya pada dini hari ketika jalanan sedang sepi.
Para pelaku ini biasanya bekerjasama dengan bengkel-bengkel pinggir jalan yang ingin meraup keuntungan secepat kilat. Kasus ini pernah terungkap di wilayah Jakarta Barat yang melibatkan tersangka berinisial A.
"Kasus yang serupa pernah diproses, disidik dan sudah sampai proses di Pengadilan Jakarta Barat tanggal 7 Februari 2012 atas tersangka inisial A (TKP Cengkareng)," cetusnya.
Sehingga, menurutnya, perlu adanya sinergitas antara masyarakat dengan aparat untuk menangkap pelakunya untuk diproses sesuai dengan hukum positif yang berlaku. Saat ini, hanya komunitas tertentu seperti Saber yang getol membersihkan ranjau pakai di jalanan.
"Untuk itu kami mengucapkan terimkasih kepada masyarakat kelompok 'SABER' yang selama ini sudah ikut berpartisipasi secara sukarela membersihakan ranjau paku di jalan," tutupnya. (detikcom)
_____
Penulis : mei/imk
Editor : Eni
"Menebar ranjau paku di jalan merupakan tindak pidana kejahatan yang dapat menimbulkan bahaya bagi keamanan dan keselamatan lalu lintas, dengan ancaman pidana 9 tahun penjara, sesuai apa yang diatur dalam pasal 192 ayat (1) diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, jika karena perbuatan itu timbul bahaya bagi keamanan lalu lintas,"
"Hal tersebut juga mengganggu ketertibam umum seperti yang diatur dalam Perda No 8 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum," lanjut dia.
Menurut Budiyanto, praktek menebar ranjau paku di jalanan ini sudah ada sejak lama. Pelaku sering kali tidak diketahui lantaran mereka menebarnya pada dini hari ketika jalanan sedang sepi.
Para pelaku ini biasanya bekerjasama dengan bengkel-bengkel pinggir jalan yang ingin meraup keuntungan secepat kilat. Kasus ini pernah terungkap di wilayah Jakarta Barat yang melibatkan tersangka berinisial A.
"Kasus yang serupa pernah diproses, disidik dan sudah sampai proses di Pengadilan Jakarta Barat tanggal 7 Februari 2012 atas tersangka inisial A (TKP Cengkareng)," cetusnya.
Sehingga, menurutnya, perlu adanya sinergitas antara masyarakat dengan aparat untuk menangkap pelakunya untuk diproses sesuai dengan hukum positif yang berlaku. Saat ini, hanya komunitas tertentu seperti Saber yang getol membersihkan ranjau pakai di jalanan.
"Untuk itu kami mengucapkan terimkasih kepada masyarakat kelompok 'SABER' yang selama ini sudah ikut berpartisipasi secara sukarela membersihakan ranjau paku di jalan," tutupnya. (detikcom)
_____
Penulis : mei/imk
Editor : Eni
Siarlingkungan.com // - Bacaan Injil di awal masa Prapaska ini mengisahkan tentang Tuhan Yesus yang berpuasa di padang gurun selama 40 hari lamanya, dan dicobai iblis. Mungkin banyak dari kita sudah berkali-kali membaca perikop ini, dan sejumlah dari kita bahkan hafal akan kisahnya. Namun hari ini, mari kita renungkan satu hal saja dari kisah tersebut. Yaitu bahwa iblis ‘berani’ menggoda Yesus, dan di puncak godaannya itu, iblis mengutip ayat-ayat Kitab Suci!
Fakta bahwa bahkan Yesus sendiri - ketika Ia mengambil rupa manusia - tidak luput dari godaan iblis, ini harus membuat kita waspada. Sebab tak ada seorang pun - sekalipun ia “dekat dengan Tuhan” - yang tidak pernah digoda oleh iblis. Godaan tidak selalu datang dalam bentuk yang hebat atau dahsyat. Bisa saja awalnya hanya godaan kecil-kecil saja, seperti godaan untuk makan di saat sedang berpuasa, godaan untuk mengabaikan puasa dan pantang, godaan untuk memilih apa yang enak saat sedang berniat bermatiraga. Namun godaan bisa meningkat, seperti godaan menyangkut ambisi akan kekuasaan dan kemuliaan, agar dihormati orang. Yesus pun digoda oleh iblis demikian. Yesus mengalahkan godaan itu dengan sabda Tuhan, “Manusia hidup bukan dari roti saja” (Ul 8:3); dan “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Ul 6:13)
Lalu, entah karena ikut-ikutan atau karena memang cerdik dan culas, sang iblis juga mengutip Kitab Suci saat menggoda Yesus agar menunjukkan kehebatan-Nya dengan menjatuhkan diri dari bubungan Bait Allah. Sebab katanya, “Mengenai Engkau, Ia [Allah] akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu” (Mzm 91:11-12). Ayat-ayat ini kita dengar di Mazmur hari ini. Perkataan itu mengacu kepada janji Allah kepada umat-Nya, suatu ungkapan kiasan yang artinya adalah perlindungan Allah bagi orang percaya dari marabahaya. Namun iblis mengutip ayat ini untuk menggoda Yesus agar sengaja mendatangkan bahaya atas diri-Nya—yaitu dengan menjatuhkan diri dari ketinggian. Agar dengan demikian, Yesus menunjukkan hebatnya perlindungan yang akan diterima-Nya dari Allah Bapa-Nya. Tetapi Yesus dengan tegas menjawab, “Jangan mencobai Tuhan, Allah-Mu!” (Ul 6:16)
Demikianlah, sekarang ini, ada orang-orang yang berusaha menutupi kesalahan dan dosa yang dibuatnya, dengan mengutip sabda Tuhan. Tentu tak ada kesalahan dalam sabda yang dikutip, namun hanya interpretasinya yang tidak benar. Ada orang yang mengutip kisah Yesus yang marah pada para pedagang-pedagang di bait Allah, sebagai pembenaran bagi sifatnya yang pemarah. Ada yang mengutip kisah hidup Raja Daud dan Salomo yang punya banyak istri, sebagai alasan baginya untuk menyetujui poligami.
Ada yang menekankan ajaran kasih yang tak membeda-bedakan, untuk membenarkan dukungannya terhadap perkawinan sesama jenis. Atau orang mencari-cari ayat sebagai alasan untuk menceraikan istri atau suami dan kemudian menikah lagi. Bahkan mau berbuat curang pun mengartikan sendiri, (kali-kali aja itu termasuk arti) “cerdik seperti ular” tak apa, asal “tulus seperti merpati!”… dan masih banyak lagi. Semoga sabda Tuhan hari ini dapat menegur kita agar kita tidak memiliki kecenderungan mencari pembenaran diri, dari suatu perbuatan yang sudah jelas salah, dengan mengutip ayat-ayat Kitab Suci yang diartikan menurut kehendak sendiri.
Dalam keadaan ingin membela diri, ada kecondongan orang hanya melihat sedikit ayat tanpa memperhitungkan ayat-ayat lainnya dalam Kitab Suci. Semoga kitapun diberi kewaspadaan agar tidak lekas terpengaruh oleh paham-paham yang keliru walaupun sepertinya terlihat “berbau ayat Kitab Suci”. St. Ambrosius mengingatkan, “Jangan biarkan pengajar sesat memikatmu dengan memberikan contoh-contoh dari Kitab Suci. Iblis menggunakan kesaksian dalam Kitab Suci bukan untuk mengajar tetapi untuk menipu.” (St. Ambrose, in Catena Aurea, Luk 4: 9-13). Agar kita tidak jatuh dalam kesalahan semacam ini, kita perlu dengan rendah hati mendengarkan ajaran Magisterium Gereja, yang daripadanya kita memperoleh Kitab Suci. Sebab ajaran Magisterium merupakan rangkuman interpretasi yang benar akan ayat-ayat Kitab Suci.
Selanjutnya, hari ini kita diingatkan akan kerahiman Allah yang selalu menyertai umat-Nya. Sejak zaman Nabi Musa, sebagaimana kita dengar di Bacaan Pertama, Allah terus menolong umat-Nya, keluar dari penjajahan Mesir menuju ke Tanah yang dijanjikan-Nya. Gereja mengartikan penjajahan Mesir sebagai gambaran dari penjajahan dosa; pembebasannya adalah makna Baptisan dan bahwa Tanah Terjanji Kanaan yang sesungguhnya adalah Surga. Namun memang tak sedikit waktu perjalanan sejak bangsa Israel dibebaskan dari penjajahan Mesir, sampai ke Tanah Terjanji.
Demikianlah pula, tak singkat waktu perjalanan sejak kita dibaptis sampai nanti kita berpulang dan dapat diterima dalam Kerajaan Surga. Ada jatuh bangun yang harus dilalui: jatuh (lagi) ke dalam kelemahan kita, namun selalu ada kesempatan untuk bangun (lagi) melalui pertobatan selama kita masih hidup di dunia ini.
Masa Prapaska adalah masa bagi kita untuk kembali bangun dari kejatuhan kita; bertobat dari segala kesalahan kita. Ini diawali dengan suatu langkah sederhana: mengakui bahwa kita telah berdosa. Kita tak perlu mencari pembelaan diri dari ayat-ayat manapun. Kalau kita sudah tidak jujur, ya katakan demikian di hadapan Tuhan. Demikian juga, kalau kita pemarah, sombong, ingin dipuji orang, dan sulit mengampuni. Ini saatnya kita berseru kepada Tuhan, yang kaya akan belas kasihan kepada semua orang yang berseru kepada-Nya (Rm 10:12).
Godaan-godaan mungkin memang tetap ada, kesesakan dalam hidup tidak berhenti, namun kasih Tuhan mengatasi semuanya itu. Yesus pun pernah mengalami godaan-godaan itu, namun Ia tidak jatuh ke dalamnya. Maka kini Ia membantu kita untuk melalui berbagai godaan dengan kekuatan yang daripada-Nya, supaya kita pun tidak jatuh. Sebab Yesus adalah Tuhan kita yang telah mengalahkan kuasa dosa dan maut; dan inilah yang akan kita peringati dengan penuh syukur di masa Paskah kelak.
“Tuhan, betapa ingin ku melekat kepada-Mu, agar Engkau meluputkan aku dari segala godaan dosa. Kumohon, berilah aku kerendahan hati, agar dapat mengakui dosaku dengan jujur tanpa mencari pembenaran diri. Jawablah aku jika aku berseru dalam kelemahanku, dan lindungilah aku di dalam kesesakan. Amin.”
[Minggu Prapaskah I: Ul 26:4-10a; Mzm 91:1-15; Rm 10:8-13; Luk 4:1-13]
_____ katolisitas.org
Fakta bahwa bahkan Yesus sendiri - ketika Ia mengambil rupa manusia - tidak luput dari godaan iblis, ini harus membuat kita waspada. Sebab tak ada seorang pun - sekalipun ia “dekat dengan Tuhan” - yang tidak pernah digoda oleh iblis. Godaan tidak selalu datang dalam bentuk yang hebat atau dahsyat. Bisa saja awalnya hanya godaan kecil-kecil saja, seperti godaan untuk makan di saat sedang berpuasa, godaan untuk mengabaikan puasa dan pantang, godaan untuk memilih apa yang enak saat sedang berniat bermatiraga. Namun godaan bisa meningkat, seperti godaan menyangkut ambisi akan kekuasaan dan kemuliaan, agar dihormati orang. Yesus pun digoda oleh iblis demikian. Yesus mengalahkan godaan itu dengan sabda Tuhan, “Manusia hidup bukan dari roti saja” (Ul 8:3); dan “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Ul 6:13)
Lalu, entah karena ikut-ikutan atau karena memang cerdik dan culas, sang iblis juga mengutip Kitab Suci saat menggoda Yesus agar menunjukkan kehebatan-Nya dengan menjatuhkan diri dari bubungan Bait Allah. Sebab katanya, “Mengenai Engkau, Ia [Allah] akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu” (Mzm 91:11-12). Ayat-ayat ini kita dengar di Mazmur hari ini. Perkataan itu mengacu kepada janji Allah kepada umat-Nya, suatu ungkapan kiasan yang artinya adalah perlindungan Allah bagi orang percaya dari marabahaya. Namun iblis mengutip ayat ini untuk menggoda Yesus agar sengaja mendatangkan bahaya atas diri-Nya—yaitu dengan menjatuhkan diri dari ketinggian. Agar dengan demikian, Yesus menunjukkan hebatnya perlindungan yang akan diterima-Nya dari Allah Bapa-Nya. Tetapi Yesus dengan tegas menjawab, “Jangan mencobai Tuhan, Allah-Mu!” (Ul 6:16)
Demikianlah, sekarang ini, ada orang-orang yang berusaha menutupi kesalahan dan dosa yang dibuatnya, dengan mengutip sabda Tuhan. Tentu tak ada kesalahan dalam sabda yang dikutip, namun hanya interpretasinya yang tidak benar. Ada orang yang mengutip kisah Yesus yang marah pada para pedagang-pedagang di bait Allah, sebagai pembenaran bagi sifatnya yang pemarah. Ada yang mengutip kisah hidup Raja Daud dan Salomo yang punya banyak istri, sebagai alasan baginya untuk menyetujui poligami.
Ada yang menekankan ajaran kasih yang tak membeda-bedakan, untuk membenarkan dukungannya terhadap perkawinan sesama jenis. Atau orang mencari-cari ayat sebagai alasan untuk menceraikan istri atau suami dan kemudian menikah lagi. Bahkan mau berbuat curang pun mengartikan sendiri, (kali-kali aja itu termasuk arti) “cerdik seperti ular” tak apa, asal “tulus seperti merpati!”… dan masih banyak lagi. Semoga sabda Tuhan hari ini dapat menegur kita agar kita tidak memiliki kecenderungan mencari pembenaran diri, dari suatu perbuatan yang sudah jelas salah, dengan mengutip ayat-ayat Kitab Suci yang diartikan menurut kehendak sendiri.
Dalam keadaan ingin membela diri, ada kecondongan orang hanya melihat sedikit ayat tanpa memperhitungkan ayat-ayat lainnya dalam Kitab Suci. Semoga kitapun diberi kewaspadaan agar tidak lekas terpengaruh oleh paham-paham yang keliru walaupun sepertinya terlihat “berbau ayat Kitab Suci”. St. Ambrosius mengingatkan, “Jangan biarkan pengajar sesat memikatmu dengan memberikan contoh-contoh dari Kitab Suci. Iblis menggunakan kesaksian dalam Kitab Suci bukan untuk mengajar tetapi untuk menipu.” (St. Ambrose, in Catena Aurea, Luk 4: 9-13). Agar kita tidak jatuh dalam kesalahan semacam ini, kita perlu dengan rendah hati mendengarkan ajaran Magisterium Gereja, yang daripadanya kita memperoleh Kitab Suci. Sebab ajaran Magisterium merupakan rangkuman interpretasi yang benar akan ayat-ayat Kitab Suci.
Selanjutnya, hari ini kita diingatkan akan kerahiman Allah yang selalu menyertai umat-Nya. Sejak zaman Nabi Musa, sebagaimana kita dengar di Bacaan Pertama, Allah terus menolong umat-Nya, keluar dari penjajahan Mesir menuju ke Tanah yang dijanjikan-Nya. Gereja mengartikan penjajahan Mesir sebagai gambaran dari penjajahan dosa; pembebasannya adalah makna Baptisan dan bahwa Tanah Terjanji Kanaan yang sesungguhnya adalah Surga. Namun memang tak sedikit waktu perjalanan sejak bangsa Israel dibebaskan dari penjajahan Mesir, sampai ke Tanah Terjanji.
Demikianlah pula, tak singkat waktu perjalanan sejak kita dibaptis sampai nanti kita berpulang dan dapat diterima dalam Kerajaan Surga. Ada jatuh bangun yang harus dilalui: jatuh (lagi) ke dalam kelemahan kita, namun selalu ada kesempatan untuk bangun (lagi) melalui pertobatan selama kita masih hidup di dunia ini.
Masa Prapaska adalah masa bagi kita untuk kembali bangun dari kejatuhan kita; bertobat dari segala kesalahan kita. Ini diawali dengan suatu langkah sederhana: mengakui bahwa kita telah berdosa. Kita tak perlu mencari pembelaan diri dari ayat-ayat manapun. Kalau kita sudah tidak jujur, ya katakan demikian di hadapan Tuhan. Demikian juga, kalau kita pemarah, sombong, ingin dipuji orang, dan sulit mengampuni. Ini saatnya kita berseru kepada Tuhan, yang kaya akan belas kasihan kepada semua orang yang berseru kepada-Nya (Rm 10:12).
Godaan-godaan mungkin memang tetap ada, kesesakan dalam hidup tidak berhenti, namun kasih Tuhan mengatasi semuanya itu. Yesus pun pernah mengalami godaan-godaan itu, namun Ia tidak jatuh ke dalamnya. Maka kini Ia membantu kita untuk melalui berbagai godaan dengan kekuatan yang daripada-Nya, supaya kita pun tidak jatuh. Sebab Yesus adalah Tuhan kita yang telah mengalahkan kuasa dosa dan maut; dan inilah yang akan kita peringati dengan penuh syukur di masa Paskah kelak.
“Tuhan, betapa ingin ku melekat kepada-Mu, agar Engkau meluputkan aku dari segala godaan dosa. Kumohon, berilah aku kerendahan hati, agar dapat mengakui dosaku dengan jujur tanpa mencari pembenaran diri. Jawablah aku jika aku berseru dalam kelemahanku, dan lindungilah aku di dalam kesesakan. Amin.”
[Minggu Prapaskah I: Ul 26:4-10a; Mzm 91:1-15; Rm 10:8-13; Luk 4:1-13]
_____ katolisitas.org