Malang [Siarlingkungan] - Isu penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di pesantren kembali mencuat. Pemicunya adalah pernyataan dari Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso.
Budi menyebutkan, pengguna narkoba di lingkungan pesantren diduga bukan cuma santri, melainkan sudah sampai ke tataran pengasuh pondok.
Apa tanggapan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa yang notabene merupakan lulusan pesantren dan lekat sebagai sosok berlatar Nahdlatul Ulama (NU)?
"Mereka (santri dan pengasuh pesantren) bukan nge-drug, tetapi ditipu karena (narkoba itu) dibilang vitamin," kata Khofifah di sela kunjungan kerja ke Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (13/3/2016).
"Vitamin" itu, lanjut dia, diberikan dengan iming-iming membuat para santri lebih kuat tadarus (kegiatan membaca Al Quran).
Faktanya, narkoba yang disebut sebagai "vitamin" tersebut memang membuat mereka menjadi kuat dan lebih lama dalam bertadarus.
Namun, ujar Khofifah, beberapa hari sesudah mengonsumsi "vitamin" itu, efek ketagihan muncul.
"Itu modus yang terjadi," ujar Khofifah.
Khofifah menambahkan, temuan berdasarkan pernyataan Budi Waseso itu bukan hal baru.
"Sepuluh tahun lalu, saya sudah mengangkat isu itu, dugaan itu," kata dia.
Menurut Khofifah, sejumlah upaya "memagari" pesantren dari penyalahgunaan narkoba pun sudah digalang dan dijalankan oleh banyak pihak.
"Sejak 1997, saya sudah menyuarakan itu, juga terlibat dalam perumusan undang-undang ataupun ratifikasi konvensi internasional terkait (penyalahgunaan) narkoba," ucap Khofifah.
"Mungkin karena saya dari NU yang bicara (waktu itu), dikiranya saya cuma tahu tahlilan," kata dia sembari tertawa.
Budi menyebutkan, pengguna narkoba di lingkungan pesantren diduga bukan cuma santri, melainkan sudah sampai ke tataran pengasuh pondok.
Apa tanggapan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa yang notabene merupakan lulusan pesantren dan lekat sebagai sosok berlatar Nahdlatul Ulama (NU)?
"Mereka (santri dan pengasuh pesantren) bukan nge-drug, tetapi ditipu karena (narkoba itu) dibilang vitamin," kata Khofifah di sela kunjungan kerja ke Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (13/3/2016).
"Vitamin" itu, lanjut dia, diberikan dengan iming-iming membuat para santri lebih kuat tadarus (kegiatan membaca Al Quran).
Faktanya, narkoba yang disebut sebagai "vitamin" tersebut memang membuat mereka menjadi kuat dan lebih lama dalam bertadarus.
Namun, ujar Khofifah, beberapa hari sesudah mengonsumsi "vitamin" itu, efek ketagihan muncul.
"Itu modus yang terjadi," ujar Khofifah.
Khofifah menambahkan, temuan berdasarkan pernyataan Budi Waseso itu bukan hal baru.
"Sepuluh tahun lalu, saya sudah mengangkat isu itu, dugaan itu," kata dia.
Menurut Khofifah, sejumlah upaya "memagari" pesantren dari penyalahgunaan narkoba pun sudah digalang dan dijalankan oleh banyak pihak.
"Sejak 1997, saya sudah menyuarakan itu, juga terlibat dalam perumusan undang-undang ataupun ratifikasi konvensi internasional terkait (penyalahgunaan) narkoba," ucap Khofifah.
"Mungkin karena saya dari NU yang bicara (waktu itu), dikiranya saya cuma tahu tahlilan," kata dia sembari tertawa.
_____
Editor : Eni
Sumber : Palupi Annisa Auliani/Kompas

0 komentar to "Khofifah : Agar Kuat Tadarus, Narkoba Disebut Vitamin"